Kenapa Aku Bisa Melupakanmu?

Source

Terkadang sesuatu yang kita anggap buruk akan kita lupakan. Sesuatu yang telah berbuat jahat, menyakiti kita, atau melukai perasaan kita, selalu dipaksa untuk dihilangkan. Hilang untuk selamanya. Hilang tak kembali. Namun, sebenarnya sesuatu yang dilupakan tidak harus tentang sebuah hal yang buruk untuk kita. Tidak sedikit, sesuatu hal yang  tidak berdampak apa-apa bagi kita pun bisa saja kita lupakan.

Banyak sekali hal yang bisa kita lupakan baik sengaja maupun tidak. Baik buruk untuk kita, baik jahat, semuanya. Semuanya yang berhubungan dengan kita, secara langsung maupun tidak.

1. Mantan

Musuh terbesar bagi umat yang sudah wisuda dari pacaran. Galau, hilang, hampa, sendiri itu perasaan yang ingin kita segera lupakan untuk memantapkan hati dalam menempuh kehidupan kita selanjutnya dalam secercah harapan dan keyakinan pada hati seorang calon mantan pacar kita selanjutnya.

2. Standard Motor

* "Pak, standard !!"

- "Lho, sudah saya naikkan. Apanya yang standard?"

* "Itu, muka bapak standard"

Setelah membeli di warung, kita terkadang ditegur oleh orang di jalan untuk mengingatkan kita akan pentingnya berbagi pacar menaikkan standard karena itu akan membahayakan diri sendiri dan orang lain.

3. Remote Televisi

Pernah kan? Ya, tidak perlu dijelaskan lagi. Ini sesuatu hal yang sering kita lupakan. Seandainya mantan itu remote televisi. Betapa bahagianya diriku saat ini yang sedang menghitung seberapa banyak mantan yang pernah singgah di hatiku.

4. Hutang

Kekuatan yang datang secara tiba-tiba, saat bertemu teman ingat hutang, namun ketika disapa dan ditanya mana hutang kita, sekejap kita menjadi insomnia (itu penyakit yang hilang ingatan).

5. Kerupuk

Makan soto ayam, ditambah kerupuk bersama dengan dinginnya es teh hangat, memang membuat perasaan kita memuncak untuk segera dinikmatinya. makan soto ayam dengan lahap, dan ketika sudah habis, kita melupakan kerupuknya. Betapa sakitnya itu kerupuk.

6. Adik Sendiri

Ya, ane kadang lupa jemput adik sendiri ketika dia sedang les atau sekolah. Lupa jemput bukan berarti tidak menjemput, tapi telat menjemput. Terakhir, kemarin saya lupa menjemput adik pulang les dan akhirnya dia jalan kaki sampai rumah. Betapa baiknya saya ini.

Oke, byeee. . . . .