27 March 2014

Mampukah Saya?

motivasi diri
Halo, selamat malam. . . 

Kali ini saya mencoba sedikit menyampaikan pemikiran yang mungkin selama ini bisa dikatakan mengganjal. Sebenarnya banyak sekali pikiran yang ada, namun pemikiran ini sedikit membuat rasa sedikit kurang enak. Tentang masa depan saya. Kenapa hal ini membuat mengganjal? 

Sedikit gambaran masa depan, masa dimana kita sedikit lebih maju dari sekarang untuk meneruskan hidup ini yang diharuskan untuk itu. Saat ini saya sedang melajutkan pendidikan di sebuah universitas negeri, dimana masa ini adalah masa yang paling untuk mengerti bagaimana kehidupan nantinya. Dunia pekerjaan, dunia bersosialisasi, dunia berkeluarga, dan masih banyak lagi. Tapi, mungkin bagi saya sampai saat ini saya kurang bisa menikmati dan menjalani kehidupan perkuliahan dengan baik. Kenapa? Karena saya malas. 

Yap, saya malas untuk kuliah, mengerjakan tugas, hanya titip absen di kelas, dan masih banyak lagi. Kata orang tua, sebenarnya saya tidak bodoh, hanya malas, kurang bisa bersosialisasi, dan saya akui itu. Saya pemalu, saya cadel (tidak bisa bilang dengan kata yang ada huruf 'R'). Itu yang membuat saya kurang bisa bersosialisasi, saya malu, jadinya saya malas untuk bersosialisasi. Saat kumpul dengan teman, saya hanya bisa diam. Saat debat di kampus, saya hanya bisa melihat, melihat calon-calon pemimpin yang dimana pandai sekali untuk mengolah kata-kata, pandai untuk menjelaskan sebuah persoalan yang diminta. 

Hal ini membuat saya berpikir, "mau jadi apa saya ini nanti kalo malas gini, suka malu-malu". Kata-kata tersebut juga sering diomongin sama orang tua saya yang mengkhawatirkan masa depan saya, "mau kerja jadi apa kamu nak kalo malas, kurang bersosialisasi gini? Kamu itu laki-laki, tanggung jawabnya besar." Itu yang buat saya mengganjal. Masa depan saya, masa depan orang tua saya, masa depan negeri Indonesia ada di tangan-tangan generasi muda, pemuda yang berpendidikan, dan kuat dalam beropini. Kalau saya malas, malu-malu begini mau jadi apa? Hanya saya yang bisa merubah, dan Tuhan menyetujuinya. 

Ya, kesempatan itu tidak akan datang sekali. Kesempatan datang berulang kali bila kita mencarinya. Sebuah garis masa depan untuk maju akan terus terpampang disaat kita mau dan melakukannya. Negara Indonesia kelak berada di tangan generasi muda. Saya malas, Indonesia lemas. Motivasi saat ini yang membantu saya untuk bangkit berasal dari kata-kata orang tua, "bapak sama ibu kerja sampai malam, capek, buat kamu nanti, biar nanti kamu tidak susah kayak bapak ibu gini biar bisa belikan kemauan adek kamu, biar nanti Indonesia bisa sedikit lebih maju kalau kamu sukses", dan saya hanya bisa diam. Motivasi kecil untuk membangkitkan hasrat untuk, untuk bangkit, untuk masa depan saya, orang tua saya, saudara saya, dan Indonesia. 

No comments:

Post a Comment