30 August 2015

Ketika Game Bertasbih

Ketika Game Bertasbih
DIRGAENGGAR.COM - Sebelumnya, Alhamdulillah masih diberikan kesehatan buat ngeblog setelah semalem sempet diberikan voucher menginap di rumah sakit, karena sehari sebelumnya berusaha menamatkan skripsi yang berjudul Counter Strike dan One Piece Pirate Warrior. Liburan kuliah kali ini disibukkan dengan skripsi. Sebuah tanda bahwa mahasiswa sedang mengalami fase-fase dimana akan banyak menjawab "sedang semester akhir, bu" dan "masih skripsi ini habis ganti dosen pembimbing". Hal ini memang sangat memuakkan. Hidup dibalik topeng, hidup dibalik selendang, dan hidup dibalik kutang tetangga. Skripsi itu memang dikerjakan, tidak usah dipikirkan. Skripsi ora mikir yo opo isok digarap?.

Sore menjelang malam, dimana matahari siap untuk meniduri istri matahari tetangga, dan bulan siap muncul seakan ingin menunjukkan kepada dunia kalau bulan bisa ngomong. Teh hangat dengan ditemani sekotak nasi kuning yang diberi oleh saudara yang anaknya sedang sunatan, membuat dentingan jam dinding pun tertawa, ku hanya diam, dan membisu. *lhe nyanyi*. Irama benturan tombol keyboard dan jari, tak mengganggu melodi indah dari kecapan yang ada.

Tampak permainan dengan senjata di tangan kanan, peluru di saku kiri, dan undangan nikahan mantan di tangan kiri. Sebuah permainan bernama Counter Strike. Entah, kenapa permainan ini begitu asyik. Bukan, bukan menceritakan tentang mantan yang 2 minggu lagi akan menikah, melainkan tentang bagaimana kita bisa menembak orang sebanyak mungkin hingga waktu yang ada habis, atau poin salah satu tim lebih besar. Sudah ditembak, mati, hidup lagi, seperti itu terus hingga batas yang ditentukan. Bayangan mantan? Hahahaha maaf, sudah ada pengganti dia di hatiku saat ini. 

Counter strike adalah permainan yang membuat saya melupakan hal-hal yang seharusnya tidak dipikirkan kembali. Fokus ke dalam dunia tembak-menembak agar siap untuk menembak calon yang sedang saya dekati ini. Ya, dia dekat sekali, hingga dia tidak menyadarinya. Counter strike sejenis permainan online atau mengandalkan jaringan internet dimana pemain di seluruh dunia akan bertemu di arena pertempuran. Saya agak menyesal bermain permainan ini, karena kebanyakan yang bermain adalah laki-laki, dan tujuannya adalah menembak. Belajar jadi maho? Permainan online identik dengan uang untuk mendapatkan yang terbaik. Counter strike menggunakan uang untuk membeli senjata yang dijual secara premium. Premium itu tidak murah. Untung, rasa tanggung jawab yang besar guna menghidupi dia kelak membuat hati ini sedikit untuk berhenti memanfaatkan uang dalam meniti karir di dunia game. 

Ya, dunia game memang sangat menjanjikan bila sudah menjadi seorang yang profesional. Hadiah, dan sponsor yang masuk bisa melebihi gaji seorang PNS selama 1 tahun. Namun, yang namanya hidup ke depan kita tidak tahu, seorang pemain game profesional tentu memiliki banyak waktu yang sudah dilampaui untuk meningkatkan kemampuannya, tapi apa dayalah diri ini yang skripsi belum tuntas hanya karena aku teramat memikirkanmu. Kalau sudah maniak, memang susah untuk dikendalikan, terutama soal permainan. Ketika game sudah bertasbih, maka disaat itu pula dirimu akan lebih menghayatinya dan lupa kehidupan nyata. 

6 comments:

  1. asik.. judul skripsi nya kece banget yak, dasar gamer sejati.
    sampai rela dapet voucher nginep di rumah sakit... itu voucher nya dari megaxus bukan tuh?

    ReplyDelete
  2. Wkwkwk. gokil tulisannya. Gamer sejati nih...

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha bukan mas adi, cuman pecinta wanita sejati #hasek

      Delete
  3. judul skripsinya duh *ga ada emot ketawa ala wa apa?*

    ReplyDelete